Sabtu, 16 Februari 2013

Kesiur Dari Timur (Kumpulan Puisi Timur Sinar Suprabana)


Judul   : Kesiur Dari Timur
Penulis : Timur Sinar Suprabana
Penerbit: KataKita, Jakarta
Tahun  : Januari, 2012
Isi        : 142 hlm
ISBN   : 978-979-3778-67-9

Harga  : 50.000

Ada delapan puluh empat sajak Timur Sinar Suprabana dalam kumpulan puisi Kesiur Dari Timur ini. Meski tidak dicantumkan sejak kapan proses penulisan sajak-sajak yang ada di buku ini, hal itu tak mengurangi kenikmatan pembacanya menjelajahi belantara puitik Timur.

Membaca sajak-sajak dalam Kesiur Dari Timur, tampak bahwa penyairnya bekerja keras untuk mempertahankan rima. Timur Sinar Suprabana tengah asyik berunjuk kepiawaian puitiknya dalam permainan bunyi. Tidak ada yang keliru karena memang salah satu wilayah “garapan” puisi adalah bunyi.

Tengok salah satu sajaknya yang berjudul Sendiri:

sendiri, diam-diam, pelan-pelan
dia punguti jejak-jejak perasaan cinta
yang tak kunjung menemu saat kapan
bisa terutara dengan mesra

: apa lagikah yang masih hendak kaukata
jika bahkan dedaun di beranda
dan bunga-bunga yang mekar di mata
tak lagi saling bersenda

lalu angin lekap di jendela kaca
hingga cuaca tak terbaca
dan segala yang terperam
pelahan mulai lebam

sungguh sunyi, bisikmu,
ketika Rindu tersedu
air matanya leleh Ungu
: di kalbu

menyembilu!

(Sendiri, hlm. 17)

Puisi memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan yang tak lazim dan tak terduga. Sajak-sajak Timur tak jarang terdiri dari kalimat yang janggal strukturnya, ketika penyairnya menggunakan licentia poetica: kebebasan melakukan distorsi atau penyimpangan untuk memperoleh efek puitis. Bahayanya: sebuah sajak yang mencari efek puitis melulu akhirnya akan mirip dengan narsisme.
(Goenawan Mohamad)

Kesiur berarti desing atau suara lintasan angin. Tapi tak sembarangan angin. Timur bisa berarti arah atau salah satu mata angin; bisa bermakna bukan Barat, bisa pula menunjuk sang penyairnya: Timur Sinar Suprabana yang sajak-sajaknya terus berkesiur. Kadang lembut bagai desis rayuan kekasih. Kadang menggelitik seperti hembusan percumbuan. Tapi kadang juga menyentak laksana desing peluru menuju hunjam.
(A. Mustofa Bisri)

Dalam puisi-puisi Timur Sinar Suprabana, persoalan-persoalan penting kemanusiaan—kecemasan, ketakutan, kesedihan, cinta yang tak habis-habis—hadir dengan cara yang intim, kadang berlebihan dan menyihir. Bangunan estetika puisinya sederhana dan terkesan menghindari improvisasi dan eksperimen, tapi kokoh untuk menampung pikiran-pikiran liris penyairnya.
(Triyanto Triwikromo)


Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di JUAL BUKU SASTRA BNI UGM 0117443522 a.n. Indrian Toni

2 komentar:

  1. sangat terimakasih untuk sudah menghadirkan KESIUR DARI TIMUR dalam penawaran melalui blog ini. salam. ~Timur Sinar Suprabana

    BalasHapus
    Balasan
    1. @tss saya sangat megigil mendengar kau mengumandangkan isi hati

      Hapus

Blogger Widgets