Senin, 12 November 2012

Resensi rumahlebah ruangpuisi 03

Menuju Transmisi Karya Sastra 

Bernando J Sujibto


Versi cetak kolom ini dimuat di rubrik buku Jawa Pos, Minggu 04 November 2012.

Sore itu, 27 Oktober 2012, sebuah lingkaran diskusi di Komunitas Rumahlebah tergelar sederhana. Raudal Tanjung Banua, Kuswaidi Syafi’ie dan Faisal Kamandobat berada di kerumunan mereka yang tengah berdisksui dengan tema “Memaknai Keikhlasan Diri (Refleksi Bulan Bahasa dan Hari Raya Qurban)”, untuk menghantar edisi baru Jurnal Rumahlebah Ruangpuisi. Dan ternyata benar, seperti dugaan saya, dalam diskusi itu yang muncul adalah diskusi seputar wacana karya sastra, daripada tentang Hari Raya Qurban.

Sebagai pembuka diskusi, dengan karakter yang sangat khas—memukau, sesekali membacakan sajak (karya sendiri ataupun bukan) dengan memejamkan mata karena hafal, tertawa lepas, dan mengupas literatur sufi dengan amat dalam—Cak Kus, sapaan karib Kuswaidi Syafi’ie, langsung meneror dengan statemen “kalau penyair itu digdaya, puisinya akan membentuk kenyataan, bukan (cuma) melukiskan atau menggambarkan kenyataan!”
Satu statemen yang menyentak; seperti menegaskan ihwal pencapaian yang tak biasa ditemukan dalam tubuh kesusastraan Indonesia sejauh ini.


(Paling Baru) Koleksi Buku Seni dan Budaya



Buku-buku Budaya

  1. Adonis, Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab-Islam, volume 1-4, Yogyakarta: Lkis, 2009. @45.000, 4 buku 150.000
  2. Denny Indrayana, Negara Antara Ada dan Tiada, Reformasi Hukum Ketatanegaraan, Jakarta: Kompas, 2008, xiv+354, 14x21 cm, 20.000
  3. G. Budi Subanar, SJ, Kesaksian Revolusioner Seorang Uskup di Masa Perang (Catatan Harian Mgr. A. Soegijapranata, SJ), Yogyakarta: Galang Press, 2003, 25.000
  4. Geoffrey C. Gunn, 500 Tahun Timor Loro Sae, Dili: Sa’he Institute for Liberation, 2005, 17,5x 24, 477 hlm. 50.000
  5. Darmaningtyas, Pulung Gantung, Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul, Yogyakarta: Salwa Press, 2002, 20.000
  6. Darmanto Jatman, Politik Jawa & Presiden Perempuan, Kumpulan Esai, Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia, 1999. 20.000
  7. Faruk dan Afrinus Salam, Hanya Inul, Kajian, Yogyakarta: Pustaka Marwa, 20.000
  8. Sindhunata (Ed.) Jembatan Air Mata, Tragedi Manusia Pengungsi Timor-Timur, Yogyakarya: Galang Press, 2003. 20.000
  9. Omi Intan Naomi, Anjing Penjaga, Pers di Rumah Orde Baru, Esai, jakarta: Gorong-gorong Budaya, 1996. 20.000
  10. Y. Agro Triwikromo dan Lukas S. Ispandriarno, Tragedi Udin: bingkai Kebusukan dan Kekerasan, Yogyakarta: Galang Press, 2011. 15.000
  11. Garin Nugroho, Opera Sabun SBY, Televisi & Telekomunikasi Politik, Kajian, Jakarta: Nastiti, 2004. 20.000
  12. Rieke Diah Pitaloka, Kekerasan Negara Menular ke Masyarakat, Kajian, Yogyakarta: Galang Press, 2004. 20.000
  13. Andre Moller, Ramadhan di Jawa, Pandangan dari Luar, Pengalaman, Jakarta: Nalar, 2005. 25.000
  14. Kristio Wahyono, Timor Target Sepuluh Tahun Tragedi Timtim, Politik, Aceh: Krueng Aceh, Juli 2009. 30.000
  15. Kazuo Shimogaki Kiri Islam, Telaah Kritis Pemikiran Hassan Hanafi, Yogyakarta: Lkis, 2012, 20.000
  16. Amir Hendarsah, 11 Macam Asia Musuh Amerika, Yogyakarta: Galang Press, 2007. 15.000
 
Blogger Widgets