Jumat, 17 April 2015

Lakon Orang Ranah, Tiga Naskah Drama oleh Pinto Anugrah dan Esha Tegar Putra

 

Judul: Lakon Orang Ranah: Tiga Naskah Drama
Penulis: Pinto Anugrah dan Esha Tegar Putra
Penerbit: Lembaga Kebudayaan Ranah, Padang
Tahun Terbit: Desember 2013
Tebal Buku: vi+ 141 halaman
Harga: 30.000

Buku Lakon Orang Ranah ini berisi tiga naskah drama. Pertama, Anak Lanun (Perompak Melayu) karya Pinto Anugrah. Naskah ini pernah jadi pemenang ke-3 se-Indonesia pada tahun 2007 dalam sayembara naskah drama yang diadakan oleh Laman Cipta Sastra Dewan Kesenian Riau (DKR). Kedua, Puti (Perempuan Kedua) karya Pinto Anugrah. Naskah ini pun merupakan pemenang harapan dalam Sayembara Naskah Drama DKR 2006. Ketiga, Malin-Malin karya Esha Tegar Putra. Naskah ini merupakan bagian dari agenda IDRF (Indonesian Dramatic Reading Festival) yang menginterpretasikan bebas naskah drama karya Wisran Hadi, Malin Kundang, yang pernah jadi pemenang dalam Lomba Penulisan Naskah Sandiwara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1978. Pinto Anugrah dan Esha Tegar Putra adalah sastrawan muda Padang yang karya-karyanya banyak muncul di media. Oleh karena sastrawan, ketiga naskah drama dalam buku ini, terutama dalam dialog tokoh-tokohnya, penuh dengan sentuhan estetika puitis yang kuat. Inilah sisi unik dari ketiga naskah drama tersebut.
Anak Lanun bermain-main di wilayah hikayat-hikayat dan tambo-tambo yang dikoneksikan dengan fakta sejarah tentang perebutan kekuasaan di Riau Lingga dan bandar-bandar dagang yang berpindah tangan pada orang-orang Cina dan Keling. Kesemuanya dihubungkan dengan kisah cinta, adat kepatuhan, pengkhianatan dan rasa takut. Data sejarah, hikayat dan tambo itu disilang-sengkarutkan dengan teknik yang apik. Sedangkan drama Puti (Perempuan Kedua) mengisahkan tentang Puti Lenggogeni, anak pimpinan Basa Ampek Balai, yang dijodohkan dengan Cindua Mato, panglima perang Kerajaan Pagaruyuang. Tetapi Cindua Mato hanya mencintai Puti Bungsu, anak Rajo Mudo Ranah Sikalawi. Puti, yang benar-benar mencintai Cindua Mato, akhirnya, hanya menjadi perempuan kedua. Sementara itu, naskah Malin-Malin “merubah” naskah Malin Kundang yang terkenal. Latar tempatnya berubah, teknologi seperti tablet dimasukkan ke dalam inti cerita. Malin-Malin mengisahkan pejabat negara yang ingin memiliki proyek menjadi Monumen Batu Malin. Malin menggugat, karena kabar yang mereka sebarkan tidak sesuai dengan kenyataan. Selanjutnya cerita diakhiri saat Malin hendak berpamitan pergi merantau. Malin dan ibunya diceritakan sedang berada di tepi pantai. Dan cerita pun berakhir dengan restu ibu Malin. (Fakih)


Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di http://jualbukusastra.blogspot.com BNI UGM 0117443522 a.n. Indrian Toni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Widgets