Judul: Lakon Orang Ranah: Tiga Naskah Drama
Penulis: Pinto Anugrah
dan Esha Tegar Putra
Penerbit: Lembaga Kebudayaan Ranah, Padang
Tahun Terbit: Desember 2013
Tebal Buku: vi+ 141 halaman
Harga: 30.000
Buku Lakon Orang Ranah ini berisi tiga naskah
drama. Pertama, Anak Lanun (Perompak
Melayu) karya Pinto Anugrah. Naskah ini pernah jadi pemenang ke-3
se-Indonesia pada tahun 2007 dalam sayembara naskah drama yang diadakan oleh
Laman Cipta Sastra Dewan Kesenian Riau (DKR). Kedua, Puti (Perempuan Kedua) karya Pinto Anugrah. Naskah ini pun
merupakan pemenang harapan dalam Sayembara Naskah Drama DKR 2006. Ketiga, Malin-Malin karya Esha Tegar Putra.
Naskah ini merupakan bagian dari agenda IDRF (Indonesian Dramatic Reading
Festival) yang menginterpretasikan bebas naskah drama karya Wisran Hadi, Malin Kundang, yang pernah jadi pemenang
dalam Lomba Penulisan Naskah Sandiwara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1978.
Pinto Anugrah dan Esha Tegar Putra adalah sastrawan muda Padang yang
karya-karyanya banyak muncul di media. Oleh karena sastrawan, ketiga naskah
drama dalam buku ini, terutama dalam dialog tokoh-tokohnya, penuh dengan
sentuhan estetika puitis yang kuat. Inilah sisi unik dari ketiga naskah drama
tersebut.
Anak Lanun bermain-main di wilayah hikayat-hikayat dan
tambo-tambo yang dikoneksikan dengan fakta sejarah tentang perebutan kekuasaan
di Riau Lingga dan bandar-bandar dagang yang berpindah tangan pada orang-orang
Cina dan Keling. Kesemuanya dihubungkan dengan kisah cinta, adat kepatuhan,
pengkhianatan dan rasa takut. Data sejarah, hikayat dan tambo itu
disilang-sengkarutkan dengan teknik yang apik. Sedangkan drama Puti (Perempuan Kedua) mengisahkan
tentang Puti Lenggogeni, anak pimpinan Basa Ampek Balai, yang dijodohkan dengan
Cindua Mato, panglima perang Kerajaan Pagaruyuang. Tetapi Cindua Mato hanya
mencintai Puti Bungsu, anak Rajo Mudo Ranah Sikalawi. Puti, yang benar-benar
mencintai Cindua Mato, akhirnya, hanya menjadi perempuan kedua. Sementara itu,
naskah Malin-Malin “merubah” naskah Malin Kundang yang terkenal. Latar
tempatnya berubah, teknologi seperti tablet dimasukkan ke dalam inti cerita. Malin-Malin
mengisahkan pejabat negara yang ingin memiliki proyek menjadi Monumen Batu
Malin. Malin menggugat, karena kabar yang mereka sebarkan tidak sesuai dengan
kenyataan. Selanjutnya cerita diakhiri saat Malin hendak berpamitan pergi
merantau. Malin dan ibunya diceritakan sedang berada di tepi pantai. Dan cerita
pun berakhir dengan restu ibu Malin. (Fakih)
Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di http://jualbukusastra.blogspot.com BNI UGM 0117443522 a.n. Indrian Toni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar