Sabtu, 28 Juli 2012

Menjadi penyair Lagi, Antologi Puisi Acep Zamzam Noor



Judul   : Menjadi Penyair Lagi
Penulis: Acep Zamzam Noor
Ukuran : 15x20cm

Tebal   : xviii+116 hlm
Penerbit: Pustaka Azan

Tahun Terbit: 2007

Harga: 30.000




PUISI cinta, seperti juga lagu cinta, masih akan tetap jadi sesuatu yang menyenangkan saat kita membaca dan menikmatinya. Meski pada dasarnya puisi tersebut adalah catatan personal penyairnya atas suatu pengalaman yang ia alami, tapi sifat dasar puisi yang terbuka untuk diberi tafsir, diimbuhi dengan gerak batin pembaca atas pengalaman personalnya sendiri, maka puisi adalah sebuah pesona di mana setiap orang bisa melebur di dalamnya.

Membaca puisi cinta, adalah membaca kehidupan itu sendiri. Puisi yang baik, akan selalu punya sihir kata yang mampu melibatkan perasaan pembacanya. Kadang juga seperti halnya cinta, ia akan menuntut kita melangkah lebih jauh dari sekedar memahami kata per kata yang tercetak pada lembaran kertas. Ia akan membawa kita pada kembara tanpa batas, melintasi sekat makna atas pengertian harfiah dari variabel yang menjadi bagian integral perasaan cinta yang biasa; rindu, kenangan, kesepian, harapan, dll. Di tangan penyair, kata cinta menjadi berkah bagi semua orang.

Demikian halnya saat membaca kumpulan puisi berjudul “Menjadi Penyair Lagi…” ini. Judul yang mencitrakan sebuah titik tolak baru bagi sang penyair untuk kembali kepada peran kepenyairannya. Dan sang penyair, Acep Zamzam Noor, tidak lantas menyodorkan puisi-puisi yang bisa kita anggap fase terbaru dari kepenyairannya pasca kumpulan puisi terdahulu, ia malah mengajak kita kembali ke ranah cinta yang diuraikan dengan sederhana, cinta yang menyimpan ketulusannya yang murni, dengan bahasa yang kadang menggeliat pejal, kadang meronta, dan kadang tenang seakan sebuah bisikan dengan rima yang terjaga, dan karenanya terasa menghanyutkan.

Dengarlah salah satu bisikan itu: Sebuah lagu mengalun/Mengantarkanmu pada sepi ini/Barangkali kaulah yang bersenandung/Dan menyeretku ke hutan puisi//Sebuah senyum terkulum/Telah membangkitkan rinduku/Barangkali kaulah yang tersenyum/Dan melemparkanku ke belantara lagu// (Sebuah Lagu, hal. 11).

Dalam kumpulan terbarunya ini, dari 53 sajak pada bagian pertama berjudul “Ada yang Belum Kuucapkan”, di antaranya Acep menghidangkan puisi-puisi awal kepenyairannya yang sebagian besar belum dibukukan, dari rentang penulisan antara 1978 sampai 1989. Dan pada bagian kedua yang berjudul “Menjadi Penyair Lagi” terangkum 38 sajak dari rentang penulisan 1990 sampai 2006.

Membaca kumpulan puisi ini, kita seakan tengah menikmati potret yang merekam sisi “paling sensitif” dari kehidupan cinta penyairnya yang liar sekaligus romantik, yang tegar maupun yang melankolik. Cinta yang bermuara pada sekian nama perempuan, maupun cinta yang menyuarakan keperihan eksistensial yang menukik pada makna yang lebih dalam. Meski bertabur kata sepi, rindu, dan variabel cinta lainnya, pada dasarnya, sebagaimana tergambar dalam sampul buku ini yang menampilkan bocah laki-laki telanjang sedang tersenyum dan dengan tangan menyembunyikan kelaminnya, puisi-puisi dalam kumpulan ini seakan memberi gambaran kepolosan, kejernihan dari pemaknaan serangkaian kenangan dan harapan yang dimiliki penyair atas cinta yang dimilikinya untuk sang kekasih, baik kekasih dengan “K” besar, maupun kekasih dengan “k” kecil.
Sebagaimana tersurat dalam puisi pertama bertajuk “Prelude” , Acep hanya ingin mengajak kembali pembaca menyelami hakikat cinta yang kini kian menjadi “barang langka” dalam keseharian kita yang tengah jadi arena pertarungan beragam kepalsuan. Ia mengajak kembali ke dalam puisi sebagai salah satu wilayah di mana kita akan selalu mendapatkan kata dan makna cinta yang masih murni. Karena katanya, “..Sajak adalah harapan/…adalah danau tenang/..//Ini sajak manis untukmu/Semanis rindu/Teguklah bersama waktu//

Acep Zamzam Noor mendapat anugerah Khatulistiwa Award 2008 atas bukunya ini.*



Dapatkan antologi Puisi Menjadi Penyair Lagi karya Acep Zamzam Noor dengan menghubungi 081802717528

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Widgets