Rabu, 02 November 2011

Bahaya Laten Malam Pengantin, Antologi Puisi Aslan Abidin.


Pengarang       : Aslan Abidin
Penyunting      : Anwar J Rachman
Tebal               : 114 + xv hal
Ukuran              : 12,5 x 19,5 cm
Penerbit           : Ininnawa, 2008
Tahun terbit     : 2004
ISBN               : 978-979-98499-3-9

Harga              :20.000


Di tengah banjir karya yang merayakan seksualitas sekadar untuk sensasi, bagi saya puisi-puisi Aslan Abidin terasa sangat menyegarkan. Berbeda dengan kebanyakan karya sastra lain maupun bacaan populer di Indonesia, karya Aslan tidak menyampaikan nilai moral tunggal, entah pesan bahwa seksualitas harus dibebaskan, atau sebaliknya harus dikekang. Dalam puisi Aslan, seksualitas dipersoalkan sebagai salah satu kekuatan dasar kehidupan manusia yang berpengaruh bukan hanya dalam percintaan dan hubungan intim, tapi juga misalnya di ranah pendidikan, politik, dan bahkan agama sekalipun.

Bahwa tidak ada pesan moral yang tunggal dalam puisi Aslan bukan berarti tidak ada sikap kritis, juga tidak berarti bahwa moral tidak menjadi persoalan. Pluralitas nilai moral dan perilaku seksual yang ada dalam masyarakat ditanggapi tanpa merepresi segala ambiguitas dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh pluralitas itu. Misalnya dalam puisi “Homme Statue” konstruksi gender yang dominan dicairkan lewat dialog mengenai sebuah patung pemain sepak bola (imaji laki-laki yang mainstream) yang ternyata mirip waria. Tapi pada waktu yang sama pilihan-kata pada bait terakhir puisi tersebut, yang menceritakan bagaimana seorang waria “menawarkan duburnya untuk mencekik kemaluan kami”, mengekspresikan rasa tidak nyaman sang aku-liris menghadapi orang dengan orientasi seksual yang berbeda. Dengan kata lain, representasi seksualitas dan imaji gender dalam puisi Aslan bersifat kritis, tapi tidak menjadi “sok toleran” atau “sok terbuka”. (Katrin Bandel, kritikus sastra).
Silahkan pesan buku ini sekarang! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Widgets