Judul: Munajat Buaya Darat, Kitab
Puisi
Penulis: Mashuri
Penerbit: Gress Publishing,
Yogyakarta
Tahun: 2013
Isi: v + 118 hlm
ISBN: 978-602-96826-8-7
Harga: 30.000
Tukang Potong
......
Ia akan menjambak-jambak rambutmu, agar kau
Tak kantuk, agar kau terjaga dan sadar
Bahwa ada yang berkurang dari dirimu
“Berjagalah, agar aku tetap ingat
Yang harus aku babat adalah rambutmu, bukan kuping
Atau lehermu yang tak terawat”
........
(Tukang Potong, hlm. 2)
Munajat Buaya Darat
......
“Inilah Surabaya, hotel tempat singgah
tapi bukan tempat berlibur, atau mengubur darah
segalanya lembur
seperti juga kapal-kapal yang berhenti lalu
berangkat, berganti-ganti
di sini, segala ranjang tak cukup dipandang,
tapi dierami
.....
(Munajat Buaya Darat, hlm. 18)
Bagi Mashuri, menulis puisi adalah kebutuhan. Dia tak peduli
pada jargon sebagian orang yang menganggap akhir romantik peran penyair, juga
ihwal jaman yang cenderung anti-puisi, bahkan pada dogma mereka yang bersikukuh
dengan tugas kepenyairan dengan terus mengibarkan tanggung jawab penyair pada
dunia dan nasib manusia. Dalam proses penulisan ini, Mashuri hanya ingin
bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
Buku Munajat Buaya Darat ini adalah karya kumpulan
puisi-puisi Mashuri keempat. Sebagian besar puisi-puisi di dalamnya telah
mengalami penyuntingan dan pernah dipublikasikan di berbagai media.
Diakui oleh Mashuri, seharusnya Munajat Buaya Darat ini
adalah kumpulan puisi kelima setelah kumpulan puisi Patigeni. Namun, Patigeni
tak jadi lahir. Meski demikian, keberhasilan menerbitkan buku puisi pada era
kini di sebuah negeri bernama Indonesia adalah kemewahan yang luar biasa, tulis
Mashuri.
......
Manusia-manusia dalam puisi Mashuri adalah manusia yang
hidup dalam lingkungan yang kotor, jorok, tetapi mempunyai keinginan untuk
“mandi” dan “mencukur rambut” untuk membersihkan “daki.” Mashuri, sebagaimana
yang terlihat dalam beberapa puisinya yang lain dalam kumpulan ini, tampaknya
sangat terobsesi untuk menemukan kekayaan dalam kemiskinan, kebahagiaan dalam
kesengsaraan, keberadaan dalam ketiadaan, kesucian dalam kekotoran.
(Prof. Dr. Faruk, S.U., Guru Besar Sastra UGM, Yogyakarta)
Mashuri sendiri mengawali pergulatannya mencari orisinalitas
dan kekhasan dalam dunia kepengarangan sejak duduk di bangku SLTA, karena
merasa memiliki bakat menulis. Proses itu semakin matang setelah lulus dari
Fakultas Sastra Universitas Airlangga dan bergabung dengan Teater Gapus.
Kompas
Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di JUAL BUKU SASTRA - Pembayaran: BNI UGM
0117443522
a.n. Indrian Toni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar