Judul : Sihir
Perempuan
Penulis : Intan
Paramaditha
Penerbit: KataKita, Jakarta
Tahun : Mei, 2005
Isi : 150 hlm
ISBN : 979-3778-15-6
Harga : 20.000
Ada sebelas cerpen terkumpul dalam Sihir Perempuan karya
Intan Paramaditha ini. Dilihat dari pemilihan judul-judulnya, pembaca akan
langsung terkesan bahwa cerita-cerita dalam kumpulan cerpen ini penuh nuansa
horor, kekerasan, kegelapan, dan lain-lain.
Perempuan bisa menjadi apa saja: ibu, anak, karyawati yang
baik, hingga boneka porselen. Namun, dalam buku Sihir Perempuan ini,
peran-peran yang seharusnya nyaman justru diteror oleh lanskap kelam penuh
hantu gentayangan, vampir, dan pembunuh. Di sinilah perempuan dan pengalamannya
yang beriak dan berdarah terpintal dalam kegelapan.
“Tiba-tiba kusadari aku tengah merinding. Aku memang
melihat Ibu. Ya, perempuan itu. Rambutnya terurai, wajahnya penuh guratan
pedih, matanya nyalang seperti bola api yang menari-nari melumatkan siapa pun
yang menatap. Hantu perempuan yang memendam cinta, rindu, sakit, nafsu, amarah—memintal
gairah pekat tanpa henti, tanpa selesai.
Ibu telah jujur pada akhirnya. Tak ada misteri, tak ada
teka-teki.
Ibuku.
Pemintal Kegelapan.
(Pemintal Kegelapan, hlm. 18)
“Aku perempuan berstrategi. Sebutkan saja tokoh apa yang
harus kuperankan, dan aku akan membuat diriku percaya sepenuhnya bahwa aku
memang dia. Acting is believing, demikian tertera pada sampul depan sebuah
buku.
Penonton tak perlu tahu apa yang terjadi di balik
panggung, bukan?”
(Mobil Jenazah, hlm. 43)
Hantu-hantu, darah, dan kegelapan ternyata adalah bagian
sangat penting dari kehidupan kelas menengah kita. Itulah yang mengagetkan dari
cerpen-cerpen Intan Paramaditha. Penulis ini berhasil menjadikan cerita hantu
sebagai genre terhormat yang bisa menjangkau orang muda menonton MTV sampai
kritikus sastra yang gandrung-teori.
(Nirwan Dewanto)
Intan membalik mitos Cinderella, Perempuan Super, Janda
Penggoda, dengan sudut penceritaan yang tak terduga. Cerita-cerita lama, genre
horor, misteri, dan dongeng disulap menjadi tragedi relasi antar-manusia. Intan
Paramaditha, feminis tanpa jargon, pencerita yang menguasai seninya.
(Melani Budianta)
Mencekam, tak terduga. Intan memberi tafsir baru pada mitos
maupun takhayul untuk mengurai kelamnya nasib perempuan.
(Linda Christanty)
Seperti nonton film! Begitu lembut, melenakan...
(Alex Komang)
Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di JUAL BUKU SASTRA
BNI UGM
0117443522
a.n. Indrian Toni
halo.... tes komentar
BalasHapusapakah buku ini masih tersedia?
BalasHapusBuku ini ada?? Lagi butuh bgt buku inii
BalasHapusapa kumcer ini masih ada
BalasHapusHallo apa buku ini masih ada?
BalasHapus