Judul : Konde Penyair Han
Penulis : Hanna Fransisca
Penerbit: KataKita, Jakarta
Tahun : April, 2010
Isi : 141 hlm
ISBN : 978-979-3778-60-0
Harga : 45.000
Konde Penyair Han, antologi puisi karya Hanna Fransisca, adalah salah satu dari beberapa antologi orang Indonesia keturunan Tionghoa. Dari segi kuantitas, penyair WNI keturunan Tionghoa memang sangat jarang, bukan berarti tidak ada.
Hanna Fransisca (Zhu Yong Xia) lahir di Singkawang,
Kalimantan Barat. Sajak-sajaknya yang terkumpul dalam antologi Konde Penyair
Han ini banyak menyuarakan masalah gender, hubungan sosial, bahkan hubungan
antara makhluk dengan Sang Khalik. Tapi Hanna tidak menyuarakannya dengan
kemarahan yang meledak-ledak. Kita tahu, WNI keturunan Tionghoa pernah
mengalami “pengucilan” pada jaman orde baru. Namun, sejak Indonesia mengalami
peralihan, ketika orde baru diganti oleh orde reformasi dan presidennya saat
itu adalah K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, WNI keturunan Tionghoa mulai
leluasa dan setara dengan WNI lainnya. Maka, tak heran jika dalam antologi ini,
Hanna mempersembahkan dua puisi kepada Gus Dur: ‘Lilin Negeri, 2” dan “Sang
Naga.”
Dalam beberapa sajaknya, Hanna Fransisca berusaha
mati-matian untuk tidak sekadar menggunakan teknik yang biasa dimanfaatkan
kalau orang sedang marah ketika menghadapi masalah sosial, misalnya yang
menyangkut kedudukan manusia dalam tatanan sosial yang melingkunginya, tetapi
memilih cara sendiri yang di sana-sini menunjukkan kesungguhannya untuk
bermain-main dengan perlambangan dan ironi, dua piranti penting dalam puisi
modern.
Ditilik dari segi tematik, kebaruan yang dimunculkan Hanna
Fransiscar dalam sajak-sajaknya adalah—meski tetap membahas hubungan antara
Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, namun yang penting dicatat adalah cara
meraciknya. Proses yang ditempuh Hanna dalam menulis puisi sebenarnya biasa
saja: ia meletakkan pemahaman dan penghayatan hidupnya dalam suatu latar yang
tidak sulit dibaca, dan pada gilirannya latar itu memunculkan apa saja yang
bisa kita tangkap dalam penghayatan itu.
(Sapardi Djoko Damono)
Hanna Fransisca menyanggul sajak-sajaknya dengan jalinan
kata-kata yang ia petik dan olah dari lingkungan imaji yang lain dan karena itu
memberikan daya tarik tersendiri. Singkawang telah digubahnya menjadi lahan
puitik yang terbuka dan menggoda, yang menawarkan kekayaan dan kedalaman makna.
(Joko Pinurbo)
Di saat banyak penyair sering terlalu sadar bunyi dan
mubazir dengan kata, Hanna Fransisca hadir dengan himpunan sajak yang lugas,
dewasa, cerdas. Imajinya cenderung segar dan akurat tanpa mengejar efek. Ironi
tampil santai, acap membumi, tapi dengan kedalaman yang kerap menyentak. Banyak
metafornya cemerlang.
(Laksmi Pamuntjak)
Untuk pemesanan buku ini, silahkan sms ke 081802717528. Untuk pemesanan buku-buku yang lain silahkan lihat di JUAL BUKU SASTRA
BNI UGM
0117443522
a.n. Indrian Toni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar