Jurnal Cerpen Indonesia Edisi 7: Matinya Seorang Guru Mengaji
Pengarang :Gunawan Maryanto, Raudal Tanjung Banua, Dalih Sembiring, Dwicipta, Riki Dhamparan
Putra, Gde Aryantha Soethama, Wa Ode Wulan Ratna, Sandy Firli, dan Katrin
bandel
Tebal : 252 halaman
Ukuran : 140 x 210 cm
Penerbit : Akar Indonesia
Tahun terbit : 2007
ISBN : 1978-3175
Harga : 35.000
Dalam Jurnal
Cerpen Indonesia edisi 07: Matinya Seorang Guru Mengaji ini terdapat 8
cerpen yang ditulis cerpenis Indonesia dengan berbagai latar usia. Raudal
Tanjung Banua menulis cerpen Matinya seorang Guru Mengaji yang menjadi judul
edisi ini, disusul oleh Dalih Sembiring dengan cerpennya Ulang tahun Priya,
Dwicipta dengan judul Pinto Si Penjual Susu, Riki Dhamparan Putra menulis
cerpen Tuhan Datang. Selanjutnya Gunawan Maryanto menulis cerpen yang sangat
panjang, 60 halaman lebih, berjudul Akupa, Kura-kura dari Liman. Selanjutnya
ada Gde Aryantha Soethama dengan judul cerpennya Joged Timuhun, disusul oleh Wa
Ode Wulan Ratna dengan Perca dan ditutup oleh Sandi Firly dengan sebuah cerpen
Kematian Pagi. Selanjutnya ada Katrin Bandel yang menulis ulasn mengenai
Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia.
Beragam tema
yang disajikan dalam JCI 07 ini. Cerpen-cerpen dengan bermacam tema dan
karakter ini menjadikannya layak dikoleksi. Beberapa tema lokal menyeruak di
dalamnya, tanpa harus merunut momen kapan Jurnal Cerpen Indonesia edisi 07: Matinya Seorang Guru Mengaji ini diterbitkan. Cerpen-cerpennya bukanlah cerpen-cerpen yang
mengikuti pola waktu, sebagaimana mainstream cerpen-cerpen media massa yang
kadang kala menjadi bagian dari repostasi dan catatan momen tertentu.
Cerpen-cerpen yang terus bisa dibaca dalam momen apa pun dan bahasan para
peneliti sastra yang disajikan dengan apik.
Matinya Seorang
Guru Mengaji yang terdapat dalam JCI 07 diambil dari cerpen Raudal Tanjung
Banua. Yang menarik adalah menyimak cerpen Gunawan Maryanto yang panjangnya 60
halaman lebih, yang tetap berdiri sebagai sebuah cerpen. Sementara Riki
Dhamparan putra yang lebih dikenal sebagai seorang penyair ternyata tetaplah
seorang yang piawai menulis prosa. Anda bisa memesan Jurnal Cerpen Indonesia
edisi 07: Matinya
Seorang Guru Mengaji selama persediaan masih ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar