Judul: Rusa Berbulu Merah
Penulis: Ahda Imran
Penerbit: Pustaka Jaya, Bandung
Tahun Terbit: 2014
Tebal Buku: 150 halaman
Harga: 37,500
Rusa Berbulu Merah adalah antologi puisi ketiga Ahda Imran, setelah Penunggang
Kuda Negeri Malam (Akar, 2008) dan Dunia Perkawinan (PT. Rekamedia
Multiprakarsa, 1999). Antologi ini merupakan kumpulan puisi Ahda Imran dari
tahun 2008 sampai 2013. Dengan cover yang cantik, antologi ini berisi 57 puisi yang
dibagi dalam 6 bab: Lubuk Kata (berisi 10 puisi), Puisi yang Berjalan (berisi
11 puisi), Bayangan Cermin (berisi 14 puisi), Rusa Berbulu Merah (berisi 10
puisi), Hikayat Sebuah Meja (berisi 8 puisi) dan Empat Pelajaran Menulis Puisi
(berisi 4 puisi). Esai penutup yang merupakan kritik puisi Ahda Imran
dikerjakan oleh Tia Setiadi. Esai penutup ini amat panjang, menarik, mendalam
dan sangat mencerahkan.
Kekhasan metafor, idiom, simbol, renungan dan daya ungkap perasaan yang
melekat dalam sajak-sajaknya di dua antologi puisinya yang terdahulu, tercium
pula dalam sajak-sajak Ahda Imran dalam antologi puisinya ini. Tia Setiadi menyebut
sajak-sajaknya Ahda Imran hendak berupaya menyisipkan kembali mitologi,
meresonansikan lagi suara-suara purba dan energi-energi primordial. Dia
menampilkan kembali binatang-binatang mitis seperti ular dan rusa dan
kalajengking, figur-figur adimanusia seperti Adam atau Isa atau Buddha atau
membantun tokoh-tokoh dari legenda seperti Hermes. Dengan menyitir Mario Vargas
Llosa, Tia Setiadi menyebut puisi Ahda Imran sebagai sajak-sajak mythopoesis
yang merupakan godaan yang mustahil. Kita berada di sini dan sekaligus di
sana, di mana-mana sekaligus tak di manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar