Anak Danau
Penulis: Arie Mp Tamba
Halaman: 182 hlaman
Ukuran: 14x21cm
Penerbit: Koekoesan
Tahun terbit: Februari 2012
ISBN:9789791442541
Harga: 35.000
Wajah Sabina babak belur lantaran di cakar. Rambutnya di jambak. Ia
tidak membela diri. Malam gilanya dengan Thomas di tepi danau Toba
telah mencabik-cabik kehormatan keluarga. Betapa tidak? Ia mencintai
laki-laki yang salah, bahkan telah melunaskan hasrat badani dengan
Thomas, putra Ompung Katua, pemangku adat yang sangat terpandang di
Saitnihuta. Menurut para leluhur, orang Saitnihuta dan orang
Haranggasan- dua perkampungan di tepi danau Toba- masih bersaudara.
Maka, terlarang saling mencintai, meski mereka tak punya hubungan
darah. Bila dilakukan, akibatnya fatal. Pasangan itu akan dicoret dari
silsilah, dibuang dari9 kampung. Sebab, dipercayai akan menjadi muasal
kutukan. Dan, Thomas-Sabina telah melanggar pantangan. Sabina kembali
ke Medan. Kali ini dia tak sendiri, tapi sudah berbadan dua. Tragisnya,
ia menggugurkan kandungan. Sementara itu, selepas bertolak ke Jakarta,
Thomas tak pernah berkabar. Ia bagai tenggelam dalam keriuhan kota
metropolitan.
****
CERPENIS Arie MP Tamba kembali meluncurkan novel berjudul "Anak Danau".
Dalam novel ini, penulis menceritakan kisah percintaan terlarang dari
daerah Batak Toba. Novel setebal 180 halaman ini diluncurkan di Pusat
Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu
(10/3).
Arie mengisahkan, seorang perempuan bernama Sabina
bermarga Haranggasan yang membuat aib keluaga karena mencintai laki-laki
yang salah, yaitu Thomas. Bahkan, ia sampai berbadan dua akibat
hubungan dengan putra Ompung Katua, pemangku adat yang sangat terpandang
di Saitnihuta.
Padahal, menurut leluhur adat setempat, orang
Saitnihuta dan orang Haranggasan, sebuah dua perkampungan di tepi Danau
Toba, masih bersaudara. "Maka terlarang saling mencintai, meski mereka
tidak punya hubungan darah. Bila ini dilakukan, akibatnya fatal," kata
Arie dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Koekoesan ini pada
Februari 2012.
Dalam kisahnya, mereka kemudian dicoret dari
silsilah dan dibuang dari kampungnya. "Sebab dipercayai akan menjadi
muasal kutukan," kata Arie. Tapi, mereka tetap melanggar pantangan itu.
Di
akhir cerita, Sabina terpaksa menggugurkan karena ternyata Thomas
dianggap menelantarkan dirinya. Dikarenakan Thomas pergi ke Jakarta,
tanpa ada kabar. Novel ini merupakan karya kedua Arie, yang sebelumnya
pada 2005 menerbitkan novel berjudul "Lorong ke Pusar Rumah".
Dalam karier kesastraannya, pria yang juga menjabat sebagai redaktur pelaksana pada harian Jurnal Nasional
ini telah menerbitkan sejumlah kumpulan cerita pendek. Saat ini,
dirinya juga sedang menyiapkan enam novel lagi, yaitu "Tuberkolsa",
"Malam Dingin Kota Bandung", "Anak Angin dan Ombak", "Terik Tak
Terperikan", "Gerhana Ubud", dan "Menjangkau Langit Jakarta".
Dari Berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar