Pinangan Orang Ladang (Kumpulan Puisi)
Pengarang : Esha Tegar Putra
Tebal :123 halaman
Ukuran :13,5 x
20 cm
Harga :
Rp. 25.000
... dengan puisi, saya mulai menemu ’rumah’ di jalanan rantau yang lain,
menemu hunian untuk kediaman peristiwa-peristiwa yang saya tangkap; pantulan
hari lampau, kini, dan bayangan esok...
Buku puisi ini adalah bagian dari proses saya itu. Di dalamnya terdapat
puisi-puisi dari tahun 2006-2008. ada pun puisi sebelumnya masih terendap di
sebuah ruang isolasi yang mungkin suatu kesempatan akan pembaca nikmati (Esha
Tegar Putra, dalam Catatan penyair).
Segerea miliki Pinangan Orang Ladang yang merupakan kumpulan puisi tunggal
pertama dari penyair Esha Tegar Putra ini.
Ibarat pecatur, Esha telah menampilkan jurus pembukaan yang cerdas.
Memikat perhatian. Saya kira dia akan menjadi petarung yang panjang
nafas dan perlu diperhitungkan. Saya bayangan nanti dia akan memainkan
banyak jurus baru yang memukau.
Hasan Aspahani—penyair, wartawan, bloger
“… Orang Ladang” yang baik. Akhirnya kubaca kau di malam buta. Segenap lambang, segala imaji yang membentang, semuanya berjejalan hendak membentuk sebuah tatanan. Ada yang saling bertabrakan; ada yang seiring-sejalan. Maka, aku tak heran, kenapa sesekali ada ledakan, ketenangan, kegalauan, dari sebuah pencarian …
Romi Zarman—cerpenis
Untuk pemesanan silahkan hubungi sdr. Indrian Koto di
081802717528. Pembelian buku di atas 5 eksemplar tidak dikenai biaya
kirim. buku akan dikirim jika anda sudah mentransfer uang ke No rekening
0117443522 BNI Cabang UGM Atas Nama Indrian Toni bisa juga pemesanan
melalui email: indriankoto@gmail.com atau http://www.facebook.com/profile.php?id=1615778708&ref=name
Esha, membaca syair-syairmu, aku bersua dengan bahasa yang sekarat dalam
nikmat. Tidak, kau tidak menghidupkan bahasa, hanya membuat sakitnya
tertanggungkan. Seperti cinta. Karena cinta.
Arif Bagus Prasetyo—kritikus sastra
Arif Bagus Prasetyo—kritikus sastra
Hasan Aspahani—penyair, wartawan, bloger
“… Orang Ladang” yang baik. Akhirnya kubaca kau di malam buta. Segenap lambang, segala imaji yang membentang, semuanya berjejalan hendak membentuk sebuah tatanan. Ada yang saling bertabrakan; ada yang seiring-sejalan. Maka, aku tak heran, kenapa sesekali ada ledakan, ketenangan, kegalauan, dari sebuah pencarian …
Romi Zarman—cerpenis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar