Penunggang
Kuda Negeri Malam (Kumpulan
Puisi)
Judul :
Penunggang Kuda Negeri Malam
Pengarang : Ahda Imran
Kata pembuka : Miranda Risang Ayu
Kata penutup : I Bambang Sugiharto
Tebal : 148 halaman
Ukuran : 13 x 19,5 cm
Harga : Rp. 30.000
Buku kumpulan puisi tunggal perdana Ahda Imran ini berisi 70 sajak terpilih
periode 1995-2008 atau sekitar 13 tahun proses kepenyairannya. Selain menyair,
Ahda dikenal luas sebagai penulis tetap rubrik seni budaya (”Khazanah”) di
Harian Pikiran Rakyat, Bandung. Liputannya tentang seni pertunjukan, pameran
lukisan dan fenomena kebudayaan yang muncul saban pekan, meninggalkan jejak
tersendiri dalam penciptaan. Ada persentuhannya yang khas dengan realitas, dan
diterjemahkan kembali lewat pencandraan interpretasi. Jadilah persoalan sosial
di sekitar menyusup halus dan menghanyutkan. Ibarat penunggang kuda di negeri
yang selalu malam (gelap), Ahda bersaksi dan mendedahkan kesaksiannya itu
kepada kita.
Bambang Sugiharto mengakui, membaca puisi Ahda Imran yang berjudul Penunggang
kuda Negeri Malam adalah membaca realitas sebagai suasana, suasana
kecemasan yang panjang dan mencekam: menatap wajah dengan “seekor anjing
bermata satu mengintai dari bayang di genang air tenang” (puisi
“Penghujung Tahun “). Dalam melukiskan kecemasan itu, puisi-puisi Ahda adalah imaji-imaji yang
tepat, padat dan kuat. “Sesuatu sedang terjadi”, katanya, “Bayi-bayi
lahir dengan lidah bersisik, dan ibu mereka adalah burung-burung gagak”.
Sementara Miranda Risang Ayu, seorang ibu rumah tangga di Bandung, yang
didaulat memberi semacam kata pengantar menyatakan bahwa ia menemukan proses,
aneka peristiwa dan kesunyian dalam buku ini. Semua itu memberi kekuatan untuk
mencerna realitas di sekitarnya.
Sampai saat ini, kita masih bisa menangkap kehalusan bahasa, ketenangan
pikiran, dan tajamnya imajinasi seorang Ahda dalam setiap puisi yang
ditulisnya. Ia secara kuantiatas mungkin tak memiliki banyak puisi, tapi secara
kuantitas, ia adalah penyair yang konsisten dengan puisi-puisinya. Kita
menemukan kesunyian yang pekat, personal yang hibrid dan segala keruwetan yang
tertanam di kepala sang pengarang.
Buku ini kian menarik lantaran dihiasi drawing sejumlah pelukis tenar kota
Bandung yang khusus dibuat untuk merespon puisi-puisi Ahda. Mereka adalah Tisna
Sanjaya, Isa Perkasa dan Diyanto. Sementara desain cover dikerjakan oleh
Sunaryo. Buku puisi Penunggang Kuda Negeri Malam
karya Ahda Imran ini bisa
anda pesan kepada kami, sekarang!**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar